Pendidikan Karakter Melalui Perkuliahan Manajemen Sumberdaya Manusia di Perguruan Tinggi
Abstract
Derasnya arus Globalisasi selain memberi peluang juga memberikan ancaman bagi bangsa Indonesia. Ancaman yang terjadi berupa semakin lunturnya budaya bangsa yang nampak dari kesenjangan yang signifikan antara nilai warisan nenek moyang dengan kejadian yang muncul beberapa dekade belakangan ini. Berbagai penyimpangan perilaku yang terjadi di tanah air menunjukkan bahwa peran pendidikan belum optimal untuk membentuk perilaku sumberdaya manusia. Banyaknya kasus yang menimpa bangsa ini memerlukan suatu solusi perlunya pendidikan karakter di Perguruan Tinggi. Perilaku terbaik akan dapat dicapai jika lahir konfigurasi dari totalitas psikologs dan sosiokultural yang terdiri dari hasil : Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Materi Pendidikan Karakter dapat dimasukkan dalam mata kuliah manajemen Sumberdaya manusia di Perguruan Tinggi melalui materi Pemeliharaan Sumberdaya Manusia khususnya pemeliharaan kondisi mental agar terlahir perilaku Sumberdaya Manusia yang baik. Perguruan tinggi dalam mengemban misi pengembangan sumberdaya manusia melakukan aktifitas melalui empat kegiatan yaitu : Kegiatan Tri darma Perguruan Tinggi, Pembentukan budaya satuan pendidikan, Kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan keseharian dirumah dan msyarakat. Strategi implementasi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi dilakukan melalui jalur kelembagaan, Kurikuler dan non kurikuler.
Kata Kunci: Pendidikan karakter, Olah Hati, Olah Pikir, Olah Raga dan Kinestetik, dan Olah Rasa dan Karsa, Manajemen Sumberdaya Manusia, Perguruan Tinggi.Full Text:
PDFReferences
Anonim. 2011. Naskah Akademik Pendikar Dikti. Tersedia pada http://www.ittelkom.ac.id/staf/faz/acuan_utk_kurikulum/WORKSHOP%20Pendikar/NASKAH%20AKADEMIK%20PENDIKAR%20DIKTI-Edit%2026%20Juni%202011-Final.doc [Diakses pada tanggal 27 Juli 2012].
Arsamid, N. 2010. Bermoral dan Berbudaya Melalui Pendidikan Karakter. Artikel. Tersediapada http://www.pendidikankarakter.org/articles_005.htm [Diakses pada tanggal 27 Juli 2012].
Berkowitz, M.W. 2002. The science of character education. In W. Damon (Ed.), Bringing in a new era in character education (pp. 43-63). Stanford CA: Hoover Institution Press.
Hasibuan, Malayu, 2004. Manajemen Sumber Daya manusia, Cetakan Ketiga, Citra Media, Surabaya.
Kemendiknas. 2010. Pengmbangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementrian Pendidikan Nasional.
Koesoema A, D. 2010. Kucing Hitam Pendidikan Karakter. Artikel. Tersedia pada http://www.pendidikankarakter.org/articles_002.html [Diakses pada tanggal 27 Juli 2012].
Lickona, T. (1991). Educating for character: How our schools can teach respect and responsibility. New York: Bantam Books.
Natalia, M. 2011. Uang Rp 920 Miliar Terselamatkan. Harian Kompas. Terdapat pada http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/31/12004993/2011..Uang.Rp.920.Miliar.Terselamatkan. [Diakses pada tanggal 29 Juli 2012].
Priliawito, E & Ruqoyah, R. 2011. Sekolah Diminta Buat Sistem Cegah Tawuran. Artikel. Tersedia pada http://metro.vivanews.com/news/read/249113-sekolah-diminta-buat-sistem-cegah-tawuran. [Diakses pada tanggal 28 Juli Februari 2012].
Supinah dan Parmi, I T. 2011. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional.
Suyanto. 2009. Urgensi Pendidikan Karakter. Artikel. Tersedia pada http://www.pendidikankarakter.org/articles_004.html. [Diakses pada tanggal 28 Juli 2012].
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS)